Munadi
Dua hari yang lalu, yaitu hari Kamis, tanggal 11 Juni 2015, saya dan kakak laki-laki saya mengantarkan ayah untuk berobat ke sebuah klinik. Ayah saya ini memiliki keluhan tidak bisa buang air besar dan buang air kecil sejak beberapa hari sebelumnya.

Perjalanan kami ke klinik tersebut menggunakan sepeda motor bebek matic. Kakak laki-laki saya yang mengendarai kendaraan tersebut berada di depan, sementara ayah ada di tengah, sedangkan saya sendiri berada di belakang. Saya duduk di belakang untuk menjaga posisi ayah kalau-kalau nanti terjungkal ke belakang mengingat ayah sedang sakit sehingga kondisi tubuhnya sedang tidak fit.

Tujuan kami adalah menuju ke sebuah klinik yang berlokasi di sebelah barat tempat tinggal kami. Jaraknya memang tidak terlampau jauh bila mendatanginya melalui jalan bendungan polor. Klinik yang kami maksud ialah YASA HUSADA. Klinik ini beralamat di Jalan Pulo Indah Raya No. 1, Duri Kosambi, Jakarta Barat. Selain klinik, tempat ini juga tersedia rumah bersalin bagi ibu-ibu hamil.

Setelah sampai di tempat tersebut, kami lalu mendatangi meja resepsionis untuk melakukan pendaftaran pasien. Tiba di sana, pasien yang mengantre terlihat sudah cukup banyak. Hal ini nampak dari kursi-kursi ruang tunggu yang hampir terisi penuh. Memang tidak semua yang berada di ruang tersebut adalah pasien. Melainkan ada juga keluarga yang mengantarkan pasien tersebut, seperti kami contohnya. Pasiennya hanya satu orang tetapi yang mengantarkan ada dua orang.

Sesudah dilakukan pemeriksaan tekanan darah, maka tibalah giliran ayah saya dipanggil ke ruang dokter setelah menunggu beberapa pasien yang sudah datang lebih dahulu. Lalu, saya dan kakak saya ikut masuk ke ruang dokter untuk menemani ayah diperiksa. Setelah menyampaikan keluhan yang dirasakan ayah kepada dokter, maka sang dokter berkomentar kalau ayah kami ini memang sudah tua sehingga meskipun organ tubuhnya tidak terasa sakit, namun fungsinya sudah menurun.

Dokter menyarankan untuk banyak-banyak mengonsumsi buah-buahan seperti pepaya, melon, pir, mangga, semangka, dan anggur untuk melancarkan buang air besar dan buang air kecil. Selain itu, dokter juga menganjurkan untuk meminum air putih sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan buah-buahan yang tidak boleh dimakan menurut dokter tersebut adalah duren dan pisang. Faktanya, ayah saya ini sejak muda hingga sekarang suka sekali dengan buah duren. Bahkan, beberapa hari sebelumnya, ayah ini makan buah yang berkulit penuh duri tersebut.

Sesudah selesai diperiksa oleh dokter, lalu sang dokter memberikan resep. Setelah itu, kami menunggu untuk dipanggil bagian kasir atau apotek. Tiba giliran dipanggil oleh bagian kasir, kemudian petugas di sana menyebutkan biaya yang harus dibayar adalah sebesar Rp 120.000. Biaya ini untuk pembayaran layanan umum dan instalasi farmasi. Selanjutnya, kami menunggu lagi untuk pengambilan obat.

Berikutnya, bagian apotek memberikan 4 macam obat yang terdiri dari obat untuk melancarkan buang air besar berbentuk cair yang dikemas dalam sebuah botol berukuran kecil, lalu, ada obat maag yang diminum sebelum makan, vitamin, dan satu jenis obat lagi berbentuk pil dengan ukuran yang kecil. Selain obat maag, ketiga obat tersebut diminum sesudah makan.
0 Responses

Post a Comment